Part 5
Seperti biasa
antara aku, dan ketiga temanku yang tidak pernah menyembunyikan cerita, tidak
pernah menyembunyikan perasaan yang sedang kami rundung. Dengan semua hal yang
telah aku alami, dari awal bagaimana perasaanku pada Kazuo dan semua hal yang
terjadi kemarin antara aku dan Kazuo. Selama ini sebagai sahabat yang dahulunya
sering bercerita segalanya entah sejak kapan mulai menutup perasaan dan semua
hal-hal yang berbau romansa kehidupanku. Hari ini aku akan kembali ,
menceritakan semuanya.
“guys ,what’re u doin’ now? “ pesanku pada ketiga temanku.
“nothin’ why “
jawab Momo “ sstt .. ada kelas. Mister killer hear my phone sound” jawab Gisel
“ ahaha. Why.. ? “ ada apa dengan anak satu ini???
“ guys, i want
tell u somethin’ “ balasku pada semua
“oh,. Okay.. i
want tell you something too J “ jawab Momo
Dan kami
memutuskan berkumpul di starbucks tempat biasa kami mengobrol.
Ku parkirkan
mobilku tepat di sebelah pintu masuk cafe. Seperti biasa saat itu starbucks
dipenuhi dengan remaja-remaja yang sedang melakukan kegiatan nya untung aku
sudah reservation siang tadi. Kalau tidak bisa-bisa kami duduk di atas , tampa
pendingin ruangan dipenuhi dengan asap-asap rokok anak anak yang belum umurnya.
Aku duduk di
tempat yang sudah dipersiapkan, aku datang terlalu cepat belum satupun dari
ketiga temanku memasuki cafe ini. Untuk menghabiskan waktu timbang menunggu
seperti orang yang ditinggal ibunya lebih baik kubuka jaringan wifi di
smartphoneku , aku cek acc twitter ku, aku cek pula blogku yang hampir lapuk
karena waktu . woah visitor mengatakan kalau ingin blogku di perbarui. Akan ku
fikirkan itu semua. Terlalu banyak tugas
kuliah yang harus aku kerjakan ,hanya twitter yang selalu aku update.
Tak lama
kemudian Rose dan gisel datang bersamaan. Momo masih belum terlihat. Aku
melambai pada mereka . mereka mengahmpiriku dan mengambil tempat tepat
disampingku.
“mana Momo ?? “
tanyaku pada mereka
“sebentar lagi
mungkin datang. “ jawab mereka. Kami memesan minuman kami terlebih dahulu.
Gisel dan rose memilih ice cappucino, aku memilih hot chocolate kesukaanku biar
nanti momo memilih saat ia datang. Tak lama pesanan kami datang tapi momo masih
saja belum datang. Aku mengirimkan pesan padanya
“ knapa ga
dateng ? “ tanyaku
“ sori, aku ga
dateng . “ jawabnya cepat. Yah biarlah kalau dia tidak biasa datang hari ini.
Besok aku bisa memberi tahunya.
“ momo ngga
dateng . i dont know why “ ucapku pada mereka,
“ memang apa
yang mau kamu ceritakan pada kami ? tumben ... sudah lama kita semua berbagi
cerita haha “ tanya Gisel
“padahal kita
sering keluar bareng bahkan salah satu dari kita sering satu kelas “ lanjut ku
“yang paling
jarang cerita kan kamu ama momo . right ? “ benar. Aku jarang menceritakan
semua pada mereka .
“ makanya . it
s time to tell everything “ ucapku . “ jadi gini.. harus dimuali dari mana aku
ngga tau, hehe “ lanjutku menggantung
“ memang kisah
tentang apa yang hendak kmu ceritakan ? tentang siapa ? “ tanya Gisel
“ hmm.. i loved
someone . “ jawabku. Mereka membelalakan matanya terlihat sangat tidak percaya.
Aku yang dulunya terobsesi dengan seseorang yang bernama Robbert kini move on ?
haha aku juga tidak percaya
“ who ? apa
kami tau dia ? kami pernah bertmu ? “ tanya rose. Aku hanya malu-malu
menganggukan kepala. “ kalian bahkan kenal dekt dengan dia “ lanjutku
mempertegas jawaban .
“ boy.. yang
sering dekat denganmu... tuan ketua kelas ? ahh bukan, apa orang yang sering
meminta ku tanda tangan ? ah itu tidak ada hubungannya. “ mereka berdebat
sendiri,.
“ yak.. aku
bahkan sering pergi dengannya. Kadang kami pulang bersama.. you sill dont know?
“ tanyaku. Mereka sepertinya mengerti siapa yang aku maksut. Benar benar
terlihat dari mimik wajah mereka.
“ KAZUOO..!!! “
ucap mereka, ah tepatnya teriakan mereka hingga banyak pasang mata melihat ke
arah meja kami. Malam itu kami saling berbagi, malam itu malam dimana semua
malam yang pernah lewat telah kembali. Tanpa momo.
Aku
menceritakan semuanya. Awal aku bertemu dengan kazuo, sejak kapan aku mulai
mendapatkan oksigenku. Dan saat aku mengembalikan matahariku dari yang
sebelumnya sebuah planet tak berpenghuni. Aku sayang mereka semua, tanpa terkecuali,
apapun yang terjadi.
Pagi ini
setelah pencurahan hati antar wanita, aku dan teman temanku tanpa Momo. Kini
kami berempat di kantin duduk di tempat kami seperti biasanya , tapi pagi yang
sedikit mendung tidak berpengaruh dengan suasana hatiku dan dua temanku, entah
mengapa Momo terlihat mendung , tatapan matanya yang sendu memberi rasa
penasaran kami bertiga. Dengan naluri persahabatan kami otomatis kami bertanya
padanya.
“ momo.. ‘re u
okay ? “ tanyaku pada momo , dia tidak menjawab hanya memandang bukan, melirik
tepatnya. Melirik dengan tatapan sinis dan penuh amarah. Aku hanya memasang
muka innocent karna aku memang benar2 tidak mengetahui apa yang membuat teman
baikku seperti itu. Semoga ia mau menceritakan apa yang terjadi.
“mo, ada apaan
sih kok wajah mu kaya gitu banget ke oliv. ? “ tanya rose .
“ okay i’ll
tell you everything.. semua yang uda gue laluin , semua yang uda gue rasain
“ kami memasang telinga masing-masing.
“kemarin malam
, saat kalian berkumpul ..” awalnya. Kami mengangguk.
“pertama-tama
maaf karena aku tidak ikutkumpul ama kalian kemarin ..” kami menggangguk.
“ kemarin malam
saat kalian berkumpul, aku ketemuan dengan cowo yang notabene menjadi orang
yang aku kagumi, bahkan aku cintai mungkin ? . awalnya aku menyukai dia karena
kami sering berhubungan .. sending message, chatting. Entah aku yang terlalu
ge.er tapi perasaan itu muncul, dimataku hanya ada dia. Akhirnya aku memutuskan aku menyatakan
perasaanku lewat sms dan meminta ia menjawab kapan saja. Kemarin ia meneleponku,
dan meminta bertemu. Dan dia mengatakan jika dia sudah ada yang punya. 2hari
yang lalu. Dan yang paling parah , dia in relationship dengan teman dekat ku
sendiri .” ceritanya panjang lebar. Perasaan ku menjadi sedikit tidak enak.
Gisel dan Rose menatapku, aku masih belum sadar mengapa mereka melihatku
seperti itu. Sedangkan Momo melirikku dengan tatapan sinisnya.
Saat tatapan
sinis Momo mengarah padaku, aku tersadar siapa yang ia maksud ? akulah teman
dekat yang sedang in relationship dengan laki-laki yang ia taksir saat ini.
Otakku bekerja dengan lambat , aku tidak tahu apa yang ingin aku
katakan dan apa yang harus aku katakan. Apa aku harus menyelesaikan hubungan 2 hariku ini demi seorang sahabat? Atau membiarkan
hubunganku berjalan tapi hari-hariku akan digandrungi oleh tatapan sinis
sahabatku sendiri? Semua pernyataan dan pertanyaan berlalu lalang di kepalaku.
Disaat aku bingung dengan pikiranku sendiri, Momo tiba-tiba pergi dari meja
kami, entah kemana. Dihadapanku hanya ada dua manusia
yang aku kenal sebagai teman dekat dari awal aku masuk universitas ini,
manusia-manusia yang menemani sejak awal ospek hingga sekarang. Gisel dan Rose.
Aku tidak tau apa yang ada dipikiran mereka, apakah mereka akan meninggalkan
aku dan mengejar Momo, atau mereka akan stay disini dengan aku ?
Sudah 5 menit berlalu , kami diam
tidak ada yang beranjak dari tempat duduk masing-masing. Bingung dengan pikiran
kami masing-masing. Aku memecah keheningan
“sst .. kalian ke Momo sana, aku tau
kalau sekarang yang butuh kalian itu dia. “ ucapku. Rose pun pergi meninggalkan
aku. Kami tepatnya , Gisel tetap di tempatnya ,ia tetap menemaniku
“aku tau nggak ada yang salah di
masalah ini. Kamu ,Momo , maupun Kazuo nggak ada yang salah diantara kalian
semua. Kamu yang memang dekat dengan Kazuo dan akhirnya berakhir dengan sebuah
relationship , dan Momo yang juga menyukai Kazuo dan ia malu untuk bertukar
perasaan dengan kita semua , jadi kamu nggak perlu merasa bersalah “ ucap Gisel
perlahan menenangkan perasaanku yang sedari tadi tidak bias berhenti khawatir
dengan rasa bersalah. Benar memang tidak ada yang salah dengan semua. Tapi bukankah
dengan kejadian yang ada aku harus merelakan salah satunya ?
Tuhan , apakah engkau hendak
mengambil oksigen yang beberapa hari ini telah merasuki paru-paru dan hatiku
atau engkau hendak mengambil seorang yang pernah membuat bibir kecilku tertawa
dan tersenyum karenanya? Hanya, berikan apa yang paling baik untuk oksigen dan
senyumku Tuhan .